Foto: Lutfi Sheykal


Menikmati kopi di pinggir jalan menjadi rutinitas bagi sebagian orang, khususnya Ibu Kota. Bunyi krincing menjadi ciri khas pedagang starling saat mengitari seluk beluk kota Jakarta. Dengan modal sepeda dan lainnya, starling menjadi ikonik jajanan di setiap sudut Ibu Kota.  

Starling atau pedagang kopi keliling pasti sangat sering ditemukan pada jalanan Jakarta. Bermodalkan sepeda, minuman bungkus, dan termos para pedagang ini berkeliling mencari pundi-pundi rupiah. 

Minuman seduh dengan berbagai macam merk berkeliling menelusuri Ibu Kota, bermodalkan sepeda kayuh mereka pergi mencari para pelanggan. 

Siapa sangka kalau pedagang ini mempunyai satu kampung khusus. Namanya Kampung Starling, berada di Jalan Nasional kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta pusat. 

Tempat ini dihuni sebanyak 400 orang, mayoritas orang Madura yang berprofesi sebagai agen dan pedagang kopi keliling. Sepeda dan termos berjejeran di depan rumah merupakan hal wajar yang akan ditemui di kawasan ini.

Penjualannya pun tersusun rapi, mereka punya jadwal tersendiri. Terbagi menjadi 3 shift, dimulai pukul 09.00 WIB dan shift terakhir pada pukul 19.00 WIB. 

Jika dihitung per hari omset yang didapat mencapai satu sampai dua juta rupiah. Hanya dengan menjual Rp 5000 per gelas, Siapa sangka berjualan kopi keliling bisa meraup rupiah yang tak kalah dengan pekerja lainnya. (STW)