Maraknya isu kesehatan mental di kalangan genZ, membuat seluruh mata terbuka akan pentingnya keseimbangan antara kesehatan mental dan kesehatan fisik. Pasalnya, generasi diatas milenial menganggap orang dengan gangguan kesehatan mental selalu dikaitkan dengan kurangnya iman di dalam diri, lantas apakah kesehatan mental tersebut?
Personality disorder merupakan kondisi kesehatan mental yang mengakibatkan gangguan dalam cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Menariknya, banyak penderita tidak menyadari adanya masalah pada diri mereka.
Berbagai faktor, seperti psikologis, biologis, dan sosial kultural, dapat mempengaruhi perkembangan personality disorder. Pola asuh juga berperan penting, dimana cara mendidik anak dapat signifikan mempengaruhi pembentukan kepribadian.
Kondisi gangguan kesehatan ini biasanya muncul pada usia remaja sampai awal dewasa. Menariknya, terdapat perbedaan jenis gangguan yang diidap oleh laki-laki dan perempuan. Gangguan anti sosial cenderung dominan terjadi pada laki-laki, sementara gangguan seperti borderline, histrionik, dan dependen lebih sering terjadi pada perempuan.Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi sebagian orang.
Menurut Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, selaku psikiater di RSJMM, tahun ini terjadi peningkatan kasus borderline personality disorder di Indonesia. Pada kasus ini sebagian besar gejalanya muncul sebelum menginjak usia 18 tahun.
“Pasien saya, rata-rata usianya di bawah 18 tahun. Semuanya di diagnosis mengalami borderline personality disorder,” ungkap Dr Noriyu, sapaan akrab nya pada, Selasa (9/1).
“Menurut survey, kasus borderline personality disorder sedang mengalami peningkatan di Indonesia,” tambahnya
Gangguan kepribadian borderline ini menyebabkan ketidakstabilan emosi, pandangan diri, dan perilaku, hal ini dapat membawa dampak serius. Penderita cenderung kesulitan berinteraksi sosial, rentan melukai diri sendiri, bahkan berpikir untuk melakukan bunuh diri.
Dr. Nova Riyanti Yusuf menekankan pentingnya peran orang tua dan teman terdekat dalam membimbing dan memberikan dukungan pada mereka yang menunjukkan ciri-ciri gangguan kepribadian. Harapannya penderita dapat melakukan konsultasi sedini mungkin agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Karena tanpa pengobatan dan penanganan khusus, gangguan kepribadian dapat bertahan lama. Maka dari itu sangat diperlukan dukungan medis termasuk dari dokter spesialis, psikiater, dan psikolog.
Untuk mengungkap hal ini, penelitian terus dilakukan untung mengungkap faktor yang menjadi penyebab utama. Sejauh ini terdapat beberapa hal yang menjurus menjadi faktor penyebabnya. Salah satunya adalah pengalaman trauma di masa kecil.
Selain itu, terdapat tiga cluster yang membagi personality disorder, antara lain Cluster A melibatkan pemikiran atau perilaku yang tidak biasa, Cluster B melibatkan perilaku dramatis serta Cluster C yang berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebih.
Ketiga cluster itu dibagi sesuai dengan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien, tentunya hanya dapat di diagnosis oleh tenaga ahli yang bersangkutan.
Dalam hal ini, terdapat sejumlah upaya untuk menghindari terjadinya penyakit tersebut, seperti
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri sebagai sumber motivasi.
2. Menjaga aktivitas fisik, seperti berolahraga, sebagai upaya mengatasi gejala depresi, stres, dan kecemasan.
3. Menghindari konsumsi obat terlarang dan alkohol, karena keduanya dapat memperburuk kondisi.
4. Melakukan perawatan medis secara teratur, terutama jika sudah memiliki diagnosis, untuk menjaga kesehatan secara konsisten.
5. Bergabung dengan kelompok dukungan yang memiliki kesadaran terhadap masalah yang dihadapi.
6. Menyalurkan emosi melalui penulisan, seperti membuat jurnal, untuk membantu proses pengungkapan perasaan.
7. Melakukan teknik relaksasi dan manajemen stres, misalnya dengan mengikuti kelas yoga dan meditasi.
8. Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan keluarga dan teman agar tidak merasa terisolasi.
Dalam situasi ini, peran keluarga memegang peranan penting dalam mendukung pemulihan pasien. Memberikan dukungan moral dan moril menjadi kunci, dan meskipun situasinya sangat sulit, kerjasama dengan dokter dapat memberikan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi situasi tersebut.
0 Komentar
Senang berkelana denganmu